Disiplin Lebih Nyaman

TIDAK PEDULI

Banyak manusia yang tidak peduli. Tidak peduli pada lingkungan, orang lain, bahkan pada dirinya sendiri. Mengapa bisa begitu? Hal itu disebabkan karena pada dirinya sendiri tidak pernah dan tidak mau berlatih untuk peduli. Suatu sikap/tindakan akan mudah dilakukan apabila telah melatihnya. Sebaliknya, bila tidak melatih akan merasa sulit bahkan tidak mampu untuk melakukannya. Contoh, bila seseorang melatih dirinya hidup disiplin, maka dia akan merasa mudah melakukannya, dia akan terbiasa hidup disiplin. Sehingga, dia akan merasa tidak nyaman bila hidupnya tidak disiplin. Sebaliknya, bila seseorang tidak melatih hidup disiplin, maka dia akan merasa berat melakukannya, dia tidak bisa hidup disiplin. Sehingga, dia akan merasa tidak nyaman bila hidupnya disiplin, merasa tidak bebas. Padahal hidup disiplin untuk kebaikan dirinya sendiri, tetapi tidak dipedulikannya.

Segala sesuatu yang kita lakukan akan ada akibatnya di kemudian hari. Orang yang terbiasa hidupnya disiplin akan merasa nyaman. Tetapi, orang yang hidupnya tidak disiplin, dia tidak merasa nyaman, selalu tidak merasa nyaman. Ya, karena dia tidak berusaha untuk mendapatkan rasa nyaman itu, padahal hatinya ingin mendapatkan kenyamanan. Orang yang disiplin mempunyai tujuan supaya mendapatkan hidup yang nyaman. Jadi, orang yang tidak disiplin tidak berusaha untuk mendapatkan hidup yang nyaman, walaupun di hatinya ingin mendapatkannya.

Uraian di atas merupakan contoh antara orang yang peduli dengan orang yang tidak peduli. Orang yang peduli mempunyai keinginan, begitu juga orang yang tidak peduli mempunyai keinginan. Apa keinginannya? Yaitu, sama-sama ingin hidup yang nyaman dan bahagia. Bedanya, orang yang peduli mempertimbangkan baik buruknya dan masa depannya, sedangkan orang yang tidak peduli tidak mempertimbangkan semua itu. Dan tidak ada kesabarannya, kesenangannya harus segera didapatkannya sekarang juga. Kesimpulannya, sesuatu perbuatan yang sering dilakukan akan menjadi kebiasaan dan akan muncul kesenangan ketika melakukannya. Bila perbuatan yang dilakukannya baik maka dia akan terus melakukan perbuatan baiknya itu, sebaliknya bila perbuatannya buruk, dia akan terus melakukannya, dan akan menjadi kesenangannya.

rokokContoh lain dalam hal mengkonsumsi sesuatu (misalnya rokok). Bagi orang yang terbiasa merokok, maka dia akan merasa senang melakukannya, hingga ada yang kecanduan (ketagihan). Sebaliknya, bagi yang tidak suka merokok, maka dia merasa tidak senang melakukannya, hingga dia merasa benci bila mencium asap rokok. Bisakah kita melarang orang yang suka merokok untuk berhenti merokok? Sangat sulit, bukan? Bagaimana caranya supaya perokok tidak merokok lagi? Bila tidak dari dirinya sendiri, akan sulit melepaskannya. Apalagi bila dia tidak mau berlatih untuk peduli pada dirinya sendiri. Padahal, sudah ada peringatan bahwa merokok itu dapat membahayakan kesehatan tubuhnya. Jadi, kita bisa menyimpulkan bahwa perokok itu adalah orang yang tidak peduli pada kesehatan dirinya sendiri. Begitulah, kebanyakan manusia tidak peduli. Hingga perusahaan rokok tidak khawatir bangkrut dengan memberi peringatan bahaya rokok. Ya, karena manusia kebanyakan tidak peduli dan tidak mau berlatih peduli. Ketidakpedulian terhadap kesehatan dirinya sendiri ini menjadi peluang usaha bagi perusahaan rokok.

Bagaimana bila orang tersebut merokok di kendaraan umum? Ada seorang perokok yang ditegur untuk jangan merokok tetapi dia malah marah, dengan mengatakan, “Bu, kalau mau tidak ada asap rokok lebih baik naik taksi saja!”

Ibu yang menegur itu hanya terdiam saja dengan sabar. Saya sendiri merasa tidak enak mendengar jawaban itu. Ibu itu menginginkan kesadarannya, bukan paksaan, tetapi orang tersebut tidak bisa sadar, malah kemarahan yang dimunculkannya. Dia tidak sadar bahwa dia berada di dalam kendaraan umum, bukan di dalam kendaraan pribadinya. Seharusnya dialah yang naik taksi supaya bisa bebas merokok. Kok, malah Ibu itu yang disarankan untuk naik taksi? Kita menyimpulkan bahwa orang yang tidak peduli adalah orang yang tidak sadar.

 

Sumber : atigablog.wordpress.com

Tinggalkan komentar